JELAJAH NUSANTARA – Ada sesuatu yang menarik di bawah lapangan sepak bola itu. Bukan hanya rerumputan hijau yang biasanya kita lihat, tapi sesuatu yang jauh lebih tua, lebih bersejarah. Di kawasan Situs Klinterejo dan Bhre Kahuripan, lapangan itu menyimpan peninggalan masa lalu. Dan kini, lapisan demi lapisan sejarah mulai tersingkap.
Penggalian besar-besaran dilakukan di lapangan yang terletak di antara kedua situs tersebut. Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim mengupas hampir seluruh bagian lapangan. Mereka menggali lebih dalam, menelusuri jejak yang ditinggalkan oleh para leluhur. Dan yang mereka temukan kali ini, bukan sekadar artefak kecil. Mereka menemukan struktur batu bata kuno yang lebih kompleks daripada apa yang pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Di sisi timur lapangan, terbentang pondasi sepanjang sekitar 30 meter. ’’Struktur ini diduga merupakan bagian dari gapura candi,’’ ungkap M. Ichwan, Ketua Tim Ekskavasi BPK Wilayah XI. Struktur itu memanjang dari selatan ke utara, menjadi titik awal penggalian yang mengarah pada gapura candi utama. Gapura yang mungkin, ratusan tahun lalu, menjadi gerbang megah kerajaan.
Penggalian terus berlanjut. Namun, sebelum mencapai bagian utara, mereka justru menemukan sudut yang berbelok ke barat. Praktis, tim harus mengarahkan ekskavasi ke tengah lapangan. Di sana, sebuah pondasi dinding sepanjang 30 meter dengan lebar 1 meter kembali terkuak. Struktur ini tampaknya menjadi bagian dari bangunan suci yang dibangun pada 1372 Masehi, masa kejayaan Hayam Wuruk.
Lebih jauh ke barat, di pojok barat laut lapangan, ditemukan tatanan bata kuno dengan dimensi 1,5 x 1,5 meter yang sudah rusak. Namun, penemuan terbesar justru ada di sisi selatan. Struktur besar dengan ukuran 4 x 4 meter mengintip dari balik tanah, menandakan betapa luas dan rumitnya bangunan yang pernah berdiri di sana. Mungkin ini lebih dari sekadar bangunan suci biasa.
Ichwan dengan hati-hati menyebutkan bahwa kemungkinan besar, seluruh bangunan kuno ini terhubung dengan struktur dinding selatan yang ditemukan dalam ekskavasi sebelumnya. ’’Denahnya masih kami pelajari. Kami akan lebih tahu ketika data lengkap dan gambar denah sudah selesai,’’ tambahnya.
Lapangannya mungkin terlihat biasa, tapi di bawahnya tersimpan sejarah yang masih terus dipelajari. Lapangan sepak bola itu kini bukan hanya tempat bermain, tapi juga jendela menuju masa lalu.
Penulis: Budi
Foto Radar Mojokerto