SURABAYA_JELAJAHNUSANTARA.co – Elyon Christian School (ECS) maksimalkan sistem belajar mengajar dengan menerapkan Kurikulum Merdeka yang baru saja diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim.
Seiring dengan berkembangnya sistem pendidikan Indonesia, siswa yang dulu hanya mengandalkan pelajaran wajib di sekolah seperti Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA atau IPS nantinya akan lebih meningkatkan dan mengutamakan soft-skills.
Hal ini dipertegas oleh Direktur Operasional ECS Elemas Theo, bahwa, Kurikulum Merdeka sudah memberikan keleluasaan dan kebebasan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran yang mereka sukai dan minati di dua tahun terakhir mereka saat SMA.
“Kurikulum Merdeka yang lebih sederhana, lebih memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, dan cara belajar yang lebih interaktif,” kata Theo, Jumat, (10/06/11).
Menurut Theo, kurikulum yang diusung oleh Nadiem tidak hanya bermanfaat untuk para siswa, tetapi juga untuk para guru. Sehingga, tak ingin menunggu hingga para siswa mencapai dua tahun terakhir mereka, Elyon Christian School (ECS) hadir dengan program yang dapat mendukung bakat dan kemampuan siswa dari jenjang SMP hingga SMA melalui program intrakurikuler yang mereka sebut dengan “Container”.
“Merdeka Belajar sendiri sudah diterapkan ECS sejak 19 Agustus 2021 silam. Dimana, ECS hadir dengan 14 jenis intrakurikuler seperti graphic design, music, photography & filmography, graphic design, public speaking, languages, recycling, programming, makeup artist, charity, arts, dan yang lainnya,” terangnya.
Tak hanya bagi siswa, kegiatan intrakurikuler ini juga dapat memberikan kesempatan bagi para guru yang menjadi pelatih atau pengajar pada tiap kegiatan untuk menunjukkan kebolehan dan kemampuan mereka di bidang terkait. Para guru yang dilibatkan memiliki kemampuan yang mumpuni untuk melatih para siswa mengembangkan talenta mereka.
Kegiatan intrakurikuler yang diadakan oleh Elyon Christian School juga dapat ditunjukkan dalam kegiatan belajar-mengajar para siswa dan guru di kelas, atau disebut juga dengan istilah Learn-to-Learn.
“Salah satu caranya adalah dengan menggunakan hasil foto karya seorang siswa yang mengikuti intrakurikuler fotografi pada saat proses belajar atau saat siswa mempresentasikan hasil belajar mereka,” tandasnya.
Salah satu bukti keberhasilan penerapan intrakurikuler di Elyon Christian School ialah dengan diangkatnya Sebastyan Kurniawan sebagai seorang young coach pada container fotografi. Kemampuannya dalam mengolah apa yang dilihatnya menjadi sebuah karya dalam bentuk foto juga ia kembangkan melalui kegiatan intrakurikuler di sekolah.
Menurut Sebastyan, kegiatan intrakurikuler yang diadakan oleh sekolah membantunya mengembangkan skill dan kemampuan yang ia miliki,
“Setelah dibimbing dan diajarkan, saya dapat belajar dan mengembangkan skill dan pengetahuan saya di dunia fotografi,” ungkap Sebastyan. (*)
- Pewarta : Eri Panda/Tulus
- Foto : Eri Panda
- Penerbit : Dwito