JELAJAH NUSANTARA – Siang itu tak terlalu panas. Ketika kami keluar dari lokasi Pamoksan Sri Aji Jayabaya, menuju ke lokasi Sendang Tirto Kamandanu yang diyakini sebagai tempat Prabu Sri Aji Jayabaya melakukan ritual penyucian atau melukad sebelum prama mokhsa (moksa bersama raganya) ditempat yang kami kunjungi sebelumnya.
Sendang Tirto Kamandanu adalah sebuah situs peninggalan sejarah yang dibangun pada abad ke-12 silam pada masa pemerintahan Sri Aji Joyoboyo. Sempat mengalami pemugaran pada 22 Februari 1975, hingga akhirnya selesai dipugar pada 17 April 1976, oleh Yayasan Hondodento Yogyakarta, yaitu yayasan yang peduli pada pelestarian budaya yang berasal dari Yogyakarta. Setelahnya, mulai tahun 1976, setiap bulan 1 Suro diadakanlah upacara tradisional dengan tetap mempertahankan nilai kesakralan untuk menghormati dan mendoakan Sri Aji Joyoboyo. Selanjutnya, setelah diserahkan kepada masyarakat Desa Menang, mulai tercatatlah lokasi tersebut sebagai lokasi wisata di tahun 2000.
Saat ini, Sendang Tirto Kamandanu dikenal sebagai tempat wisata spiritual yang terletak di Dusun Menang, RT 03 RW 03 Desa Menang kecamatan Pagu, Kediri. Atau sekitar 200 meter sebelah utara lokasi Pamoksan Sri Aji Jayabaya. Melewati gerbang pertama memasuki area sendang, lapangan luas terhampar, terdapat jalan setapak yang berukuran sekitar 2-3 meter sepanjang lebih dari 15 meter untuk menuju ke gerbang selanjutnya. Di bagian luar terdapat prasasti yang ditulis dengan bahasa Indonesia. Menjelaskan tentang Sendang Tirta Kamandanu itu sendiri.
Begitu masuk ke dalam gerbang selanjutnya, kami menuruni anak tangga untuk menuju sendang. Terdapat petilasan Eyang Srigati-Srigading yang disebut sebagai abdi kinasih beliau. Keduanya, menurut legenda, mengikuti jejak sang raja dengan mencapai moksa, meninggalkan dunia ini tanpa jasad yang tertinggal, suatu bentuk kepercayaan spiritual yang diyakini hanya bisa dicapai oleh jiwa-jiwa yang telah mencapai kebijaksanaan tertinggi.
Sendang Tirta Kamandanu, sebuah situs yang menyimpan misteri dan kepercayaan, telah menjadi saksi sejarah spiritual yang tak terpisahkan dari masa pemerintahan Raja Sri Aji Jayabaya atau Prabu Jayabaya. Sendang ini tidak hanya menjadi tempat wisata spiritual, tetapi juga menyimpan kisah-kisah magis yang terus hidup hingga sekarang.
Sejarah Sendang Tirta Kamandanu tak lepas dari sosok Prabu Sri Aji Jayabaya, raja besar dari Kerajaan Kediri yang terkenal dengan ramalannya. Air dari sendang ini diyakini sebagai tempat beliau melakukan ritual penyucian atau melukad, sebuah proses spiritual yang mendahului perjalanan moksanya, yakni pencapaian pembebasan jiwa dari tubuh secara utuh, atau moksa dengan raga. Ritual ini dilakukan oleh Jayabaya sebelum ia mencapai kemuliaan spiritual di Pamoksan Sri Aji Jayabaya, lokasi yang tak jauh dari sendang ini.
Namun, bukan hanya sejarahnya yang membuat Sendang Tirta Kamandanu istimewa. Kepercayaan lokal menyebutkan bahwa air dari sendang ini memiliki kekuatan penyembuhan. Air ini dipercaya dapat membawa berkah, memberikan ketenangan batin, dan membantu mereka yang mengalami masalah fisik maupun spiritual. Banyak yang datang dari berbagai daerah, membawa botol-botol kosong untuk mengisi air sendang dan membawanya pulang sebagai tirta—air suci yang dipercaya memiliki energi positif.
Misteri di balik keajaiban Tirta Kamandanu pun tak luput dari berbagai kisah yang berkembang di masyarakat. Konon, beberapa orang yang datang ke sendang ini untuk berdoa atau melakukan ritual tertentu, mendapatkan pengalaman gaib. Beberapa pengunjung mengaku merasakan kehadiran sosok tak kasat mata atau mengalami mimpi yang memberikan petunjuk setelah meminum air dari sendang ini. Ada juga yang mengatakan bahwa di waktu-waktu tertentu, terutama saat malam 1 Suro, aroma bunga melati sering tercium di sekitar sendang, meskipun tidak ada bunga di sekitar lokasi tersebut. Beberapa paranormal yang berkunjung ke sana bahkan menyatakan adanya energi kuat yang melingkupi sendang, khususnya di dekat petilasan abdi kinasih Sri Aji Jayabaya.
Kepercayaan tentang air suci dan keajaiban yang terkait dengan Tirta Kamandanu telah melekat erat dengan budaya masyarakat sekitar. Mitos yang berkembang menyebutkan bahwa siapa pun yang berhasil bersemedi di tepi sendang ini dengan hati yang bersih dan niat yang tulus, akan mendapatkan petunjuk langsung dari alam semesta. Tak sedikit pula yang percaya bahwa air Tirta Kamandanu dapat meningkatkan kharisma dan kewibawaan seseorang, membuatnya disukai oleh banyak orang.
Seperti banyak tempat keramat lainnya, Sendang Tirta Kamandanu juga memiliki aturan tak tertulis. Para pengunjung disarankan untuk datang dengan hati yang bersih, menjaga tutur kata, dan tidak berniat buruk. Mereka yang tidak mengikuti aturan ini konon akan mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan, seperti mimpi buruk atau merasa tidak nyaman saat berada di lokasi.
Dalam penelusuran saya kali ini, terbukti, tempat ini bukan sekadar sumber air biasa, melainkan dipercaya sebagai mata air gaib yang telah lama menjadi tujuan peziarah dari berbagai penjuru, mencari kesejukan jiwa dan ngalap berkah. Mata air yang jernih, bagaikan cermin alam gaib, menyimpan banyak kisah tentang energi spiritual dan kekuatan penyembuhan.
Mata air di Sendang Tirta Kamandanu telah dibentuk menjadi semacam sumur kecil, di mana para peziarah yang datang bisa menimba airnya sendiri. Sebagian lainnya memilih mengambil air melalui keran yang disediakan oleh para penjaga situs suci tersebut. Air ini diyakini memiliki kekuatan mistis untuk membersihkan diri dari energi negatif dan membawa keberuntungan. Bahkan, tak sedikit yang sengaja membawa botol untuk menyimpan air tersebut, berharap membawa pulang berkah dari tempat yang dianggap keramat ini.
Namun, daya tarik utama dari Sendang Tirta Kamandanu adalah kolam patirtan, sebuah kolam suci yang sering kali menjadi tempat berendam para pengunjung. Pada saat-saat tertentu, ketika airnya penuh, kolam ini menjadi simbol kehadiran energi spiritual yang kuat. Meski airnya tampak surut saat kami datang, aura magisnya tetap terasa. Pada hari-hari tertentu, kolam akan penuh, seolah menyambut kedatangan roh-roh leluhur dan memberikan jalan bagi mereka yang ingin merasakan “tirta” atau kesucian air.
Bagi para peziarah, momen berendam di kolam patirtan ini adalah waktu sakral. Mereka percaya, dengan menceburkan diri ke dalam air suci ini, segala masalah, penyakit, dan kesulitan hidup akan terangkat. Sebuah ritual ngalap berkah yang diyakini sebagai bentuk komunikasi langsung dengan alam gaib dan energi spiritual dari para leluhur.
Sendang Tirta Kamandanu bukan hanya tempat untuk menyegarkan raga, tetapi juga jiwa. Setiap hembusan angin, gemericik air yang jatuh, dan sepi hening yang menyelimuti tempat ini membawa ketenangan yang mendalam, seolah mengajak setiap pengunjung untuk merenungi diri dan menguatkan spiritualitas mereka. Tidak jarang, para pengunjung mengalami perasaan damai yang mendalam, bahkan penglihatan batin yang membimbing mereka menuju jalan pencerahan.
Legenda mengatakan bahwa Sendang Tirta Kamandanu adalah tempat yang diberkahi langsung oleh para raja Jawa kuno, khususnya Prabu Jayabaya. Diyakini, air di sendang ini beliau tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga membawa energi suci yang menyucikan jiwa, sebelum akhirnya menuju tempat pamoksan beliau, menyatu dengan Sang Illahi. Pengalaman mistis di tempat ini membuat setiap pengunjung percaya, bahwa tempat ini lebih dari sekadar sendang, ini adalah pintu gerbang menuju dimensi spiritual yang lebih tinggi.
Saya merasa beruntung bisa berwudhu di sini dan merasakan kesegaran mata airnya di tengah cuaca yang panas. Namun, yang menarik – jika tak bisa dibilang aneh adalah, cuaca yang tadinya panas seketika mendung setelah saya usai berwudhu. Kemudian mata saya tertarik menuju ke sisi sebelah kolam patirtan, dimana terdapat pintu kecil diatasa tangga batu bata untuk memasukinya. Cerita tentang saat saya memasuki area tersebut akan saya ceritakan secara detil di seri terakhir dari trilogi Misteri Agung Moksanya Sang Prabu Jayabaya.
Yang jelas, bagi mereka yang tertarik dengan dunia supranatural dan spiritualisme, Sendang Tirta Kamandanu menawarkan pengalaman yang mendalam dan tidak terlupakan. Kunjungan ke tempat ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan jiwa yang mengajak kita untuk bersentuhan dengan kekuatan Illahi dan misteri alam.
Penulis: Pipit Ika
Foto: Merdeka