JAKARTA_JELAJAHNUSANTARA.co – Melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), pemerintah lakukan gebrakan dengan menyelenggarakan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah guna menjamin kenerlangsungan studi mahasiswa yang berada di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) Indonesia.

Selain itu, program KIP Kuliah ini juga bertujuan untuk meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi secara merata dan berkualitas bagi masyarakat kurang mampu secara ekonomi.

Subkoordinator KIP Kuliah Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Muni Ika, mengatakan bahwa, KIP Kuliah merupakan program bantuan sosial dalam bidang pendidikan tinggi yang merupakan perkembangan dari program Bidikmisi yang sudah digulirkan pemerintah sejak tahun 2011.

“Program KIP Kuliah ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi (PT),” tutur Muni saat mengikuti webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) bertema “Wujudkan Masa Depan Gemilang dengan KIP Kuliah,” pada Kamis (03/08/23).

Menurut Muni ada  empat kategori mahasiswa yang berhak memperoleh KIP Kuliah. Pertama, alumni SMA/SMK/sederajat tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Kedua, mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin yang dibuktikan dengan terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan memiliki Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) yang merupakan program Kementerian Sosial atau penghuni panti sosial atau panti asuhan.

Ketiga, mahasiswa yang berasal dari daerah korban bencana alam, daerah konflik, dan daerah yang memiliki kekhususan lainnya. Dan, keempat, mahasiswa yang memiliki keterbatasan akses, seperti mahasiswa penyandang disabilitas dan mahasiswa asal daerah 3T.

Secara statistik, pendaftar KIP Kuliah terus melonjak. Tahun 2020 ada 689.000 pendaftar. Kemudian tahun 2021 jumlah pendaftar naik secara signifikan menjadi lebih dari 840.000. Pada tahun 2022 naik menjadi 941.000 pendaftar dan per 3 Agustus 2023 sudah ada 946.000 pendaftar.

BACA JUGA  Keseruan Konser Budaya “Slendhang Biru, Tak Pernah Usai” di Benteng Pendhem Ngawi

“Artinya, KIP Kuliah membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat yang kurang atau tidak mampu secara ekonomi untuk berkesempatan mewujudkan cita-citanya dan memiliki masa depan yang gemilang,” terangnya.

Sedangkan, peran Puslapdik sebagai satker yang mengelola program KIP Kuliah di Kemendikbudristek adalah bertugas menyusun sebuah regulasi NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria).

“Selain itu, kami juga bertanggungjawab untuk validasi dan memastikan ketepatan sasaran program ini melalui  integrasi berbagai data, dari mulai Dapodik, SIPINTAR, PDDikti, DTKS Kemensos, P3KN, dan sebagainya.” Paparnya.

“Serta, melakukan monitoring dan supervisi kepada perguruan tinggi untuk memastikan program KIP Kuliah berjalan dengan baik dan sesuai dengan regulasi yang ada,” sambungnya.

Dalam kesempatan webinar SMB mengenai KIP Kuliah tersebut hadir tiga narasumber yakni Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Mohammad Irhas Effendi, mahasiswa Politeknik Bandung Prodi D3 Akuntansi dan penerima KIP Kuliah 2021, Jihan Dermawan serta mahasiswa Universitas Gadjah Mada Prodi S1 Manajemen dan penerima KIP Kuliah 2020, Marata Septi.

“Melalui KIP Kuliah, diharapkan akan tercipta kesempatan menempuh pendidikan yang lebih adil bagi seluruh lapisan masyarakat. Sehingga, mampu menciptakan generasi penerus yang berpendidikan dan berkompeten serta berpotensi membawa perubahan positif,” pungkas Muni. (*)

  • Pewarta : Saputra White
  • Foto : Istimewa
  • Penerbit : Mr Widodo