Tak terasa sudah 31 tahun yang lalu tepatnya 9 Januari 1988, Indonesia kehilangan salah satu musisi hebat Gombloh sapaan akrabnya. Bukan sekedar musisi biasa, sosok yang bernama lengkap Soedjarwoto Soemarsono ini pantas disebut pahlawan.

Gombloh dengan berani berperang dan bertempur ‘bersejantakan’ lagu-lagu nasionalis. Atas karya yang luar biasa tersebut lah, musisi kelahiran Jember itu meninggalkan banyak kenangan berharga bagi Indonesia.

Berikut jasa-jasa beliau bagi Tanah Air.

1. Mempengaruhi semangat banyak orang

Ada yang tidak asing dengan lagu ‘Kebyar-kebyar’ ? Salah satu karya Gombloh tersebut berhasil membuat banyak orang bersemangat ketika mendengarnya. Bukan sembarang lagu, ada semangat nasionalis yang secara serius ditanamkannya pada tiap bait.

Siapapun yang mendengarnya pasti tergugah semangatnya. Bahkan dahulu, lagu tesebut kerap kali diperdengarkan untuk memupuk semangat saat hari 17-an tiba.

2. Lagu cinta yang menggelora

Seperti sudah menjadi paket lengkap, musisi kelahiran 14 Juli 1948 ini juga punya jiwa-jiwa romantisme dalam lagunya. Banyak pasangan remaja kala itu yang memfavoritnya lagunya. Seperti lagu berjudul, ‘Apel’, ‘Kugadaikan Cintaku’, dan yang paling melegenda ialah ‘Radio’.

Bahkan tak jarang hingga kini masih banyak musisi-musisi yang membawakan ulang lagunya. Namun tetap saja, gelora cinta pada lagu tersebut tetap membara.

3. Konsep Tonil Rock

Banyak hal menarik yang dilaluinya untuk menjadi musisi. Bahkan ia menyudahkan perjuangannya ditengah jalan sebagai mahasiswa jurusan Arsitektur semester dua di Institut Teknologi Sepuluh November. Dirinya sudah bersikukuh untuk fokus dalam bidang musik.

Dilansir Majalah Aktuil dalam laman Tirto, Gombloh memiliki sebuah ide cemerlang untuk dunia musik Indonesia bertajuk ‘Tonil Rock’. Istilah tersebut merupakan gabungan antara permainan musik rock dengan pertunjukan opera.

BACA JUGA  Perjalanan Ibadah Haji Terpercaya Bersama Tour & Travel Elman Gemilang

Gombloh sempat dituding mencuri ide dari artis-artis lain yang kala itu sudah populer. Namun pengakuannya dalam majalah tersebut, Gombloh dengan tegas menyatakan bahwa idenya orisinil dari tahun 1973.

4. Kritik pemerintah melalui musik

Yang tidak kalah menarik yaitu kritikan yang ia lontarkan melalui musik. Melalui pandangannya, ia mencurahkan kondisi Indonesia kala itu melalui lagu-lagu ‘Apa Itu Tidak Edan’, ‘Berita Cuaca’, dan ‘Jawabannya Ada di Timor Timur’.

Lagu tersebut ia kemas dalam lirik yang sedemikian rupa. Sehingga meski lagu itu sempat populer di Indonesia, namun setiap orang tetap mengintrepretasikannya dengan pandangan masing-masing. Bahkan ia juga tidak pernah terlibat masalah serius dengan antek-antek Orde Baru.

Jasa-jasa tersebut tidaklah berarti jika kita sebagai generasi masa kini tidak melakukan apapun untuk bangsa. Setidaknya, Indonesia pernah memiliki salah satu musisi yang paling menginspirasi yang pernah ada. Tidak lain Sang Penginspirasi, Gombloh.

 

Dari berbagai sumber