SIDOARJO_JELAJAHNUSANTARA.co – Perubahan iklim di Indonesia yang kerap dalam kondisi kurang baik ini membuat Fakultas Kesehatan Unair (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tergerak untuk mengajak masyarakat khususnya generasi muda agar turut ambil bagian dalam aksi peduli iklim dan lingkungan.

Bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta komunitas Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan “Mutiara Berkah Berseri”, FKM Unair melalui Departemen Kesehatan Lingkungan Unair mengadakan acara Literasi Iklim pada Kamis, (01/06/23) di Pendopo Desa Larangan Sidoarjo.

Dekan FKM Unair, Dr. Santi Martini, dr., M.Kes. menyampaikan bahwa, kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian masyarakat dengan mengedukasi dalam rangka menumbuhkan kesadaran publik dan menciptakan struktur masyarakat sadar iklim dan tangguh bencana.

“Kolaborasi BMKG-Unair berupa Literasi Iklim untuk Aksi Iklim Generasi Muda dan Masyarakat Komunitas ini bertujuan memantik dan memanfaatkan segala sumber daya kaum muda dan masyarakat komunitas, memberikan pembekalan pemahaman berbasis kesadaran aksi iklim untuk menahan laju perubahan iklim,” kata Dr. Santi.

Selain itu, lanjut Dr. Santi, juga bertujuan untuk mencetak duta duta iklim yang akan menyuarakan dan menyebarkan pesan positif aksi iklim dan lingkungan mereka ke segala penjuru.

Dalam kesempatan ini, Dr. Santi juga memaparkan terkait Asap Rokok dan Kaitannya dengan Lingkungan Sehat. Dimana, dengan menolak rokok, bisa mewujudkan lingkungan dan masyarakat yang sehat.

Kegiatan Literasi Iklim yang diadakan secara hybrid ini diikuti sekitar 145 peserta dari Mahasiswa Unair, kelompok pelajar SMA, Komunitas Peduli Lingkungan hingga masyarakat umum.

Siswanto, PhD perwakilan BMKG yang menjadi narasumber memberikan materi seputar informasi bagaimana memahami data dan fakta perubahan iklim di Indonesia. Serta, kontribusi manusia terhadap iklim dan lingkungan.

BACA JUGA  Program Darmasiswa Diharapkan Bisa Menciptakan Duta Budaya Indonesia

“Hal ini butuh komitmen bersama. Khususnya generasi muda untuk turut berperan mengendalikan krisis iklim, menekan laju perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan melalui berbagai upaya nyata yang dimulai dari diri sendiri sejak dini,” terang Siswanto.

Sehingga, lanjut Siswanto, terbentuk struktur masyarakat mandiri yang cerdas iklim, tanggap dan siaga menghadapi bencana akibat perubahan iklim. Tentunya upaya-upaya ini tidak dapat dilakukan tanpa adanya sinergi dari semua pihak, semua kalangan dan semua sektor.

Koordinator Program Studi Magister Kesehatan Lingkungan Dr. R. Azizah, S.H., M.Kes. menegaskan bahwa, kelompok yang disasar sebagai upaya penyadaran perubahan iklim itu adalah kelompok generasi muda, pelajar, komunitas dan kelompok agama.

“Kelompok-kelompok ini memiliki peran penting untuk sejarah peradaban masa depan yang dibarengi bayang-bayang risiko perubahan iklim,” pungkasnya. (*)

  • Pewarta : Ronie Item
  • Foto : Tulus
  • Penerbit : Mr Widodo