Surabaya, jelajahnusantara.co – Kesenian Ludruk merupakan drama tradisional asal Jawa Timur yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian. Namun, di era milenial saat ini kecintaan masyarakat khususnya generasi milenial akan ludruk semakin memudar.

Tidak ingin kesenian ludruk terlupakan, seniman Ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara Surabaya, Meimura mengajak generasi milenial kembali mencintai ludruk lewat roadshow “Ludruk Monolog” keliling Indonesia.

Seperti yang disampaikan Meimura bahwa, Roadshow “Ludruk Monolog” ini merupakan salah satu upaya untuk terus melestarikan kebudayaan Jawa Timur. Sehingga, ludruk bisa dikenal tidak saja oleh masyarakat Jawa Timur tapi seluruh masyarakat Indonesia.

“Roadshow keliling Indonesia ini, sebagai salah satu upaya untuk menjaring aspirasi generasi milenial, tentang kesenian tradisional Jawa Timur. Agar mereka lebih mengenal dan mencintai ludruk Jawa Timuran,” kata Meimura saat dijumpai disela sela latihan pementasan ludruk Monolog Ritus Travesty di Panggung Tobong Gedung Ludruk Kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya, Rabu, (27/03/19) sore.

“Mendekatkan Ludruk pada generasi milenial menjadi hal yang sangat penting. Mengingat, saat ini generasi muda seolah kurang memahami bahwa Ludruk adalah salah satu warisan kekayaan budaya Nusantara,” sambungnya.

Diakui oleh Meimura bahwa, dulu ludruk merupakan kesenian yang sangat hebat. Sampai memiliki komunitas besar yang berjumlah 595 kelompok. Namun, berjalannya waktu dan kemajuan jaman kesenian ludruk mulai kurang peminatnya. Hingga, tidak lebih dari 10 kelompok Ludruk yang masih aktif.

“Melalui Roadshow keliling Indonesia ini, saya berharap masyarakat terutama generasi milenial kembali semakin dekat dan mencintai kesenian ludruk Jawa Timur,” terang Meimura.

Dalam roadshow “Ludruk Monolog” nanti, Ludruk Irama Budaya Sinar Nusantara Surabaya akan membawakan sejumlah lakon, diantaranya lakon Ritus Travesty, dan Tandak Cross Gender.

BACA JUGA  DPRD Jatim Turut Dukung Kelestarian Kesenian Ludruk Jawa Timur

Setelah pentas di Kota Surabaya, dijadwalkan pada 30 Maret 2019 Monolog Ludruk akan menyapa masyarakat Banjarmasin, atas inisiasi dari teater Kita dan Budayawan Yadi Suryadi. Kemudian Memira melanjutkan ke Solo, 21 April 2019.

“Selama Roadshow nanti, kita tidak melakukan pementasan ludruk saja. Tapi juga membuka ruang diskusi terkait kesenian Ludruk. Dengan harapan, menemukan titik temu kesenian Ludruk dengan keinginan generasi Millenial terkait masa depan Ludruk,” pungkasnya mengakhiri. (Tls)